Ajarkan aku untuk sabar..
Bukan sabar atas jarak yang ku maksud, tapi sabar atas waktu dan kesibukannya.
****
Entahlah,
terkadang aku merasa heran kenapa perasaan ini tak pernah lelah padamu. Kau seolah tak perduli bagaimana aku disini menunggu kabar dan mengkhawatirkanmu. Kau bersikap seolah seperti aku tak ada dalam hidupmu. Seperti aku bukan kekasih lagi yang bagimu
memberi kabar itu tak penting.
Aku tak mengerti apa yang kau fikirkan.
Pada suatu malam, saat aku mengeluh karna kamu tak memberiku kabar, kamu malah kembali mengeluh padaku untuk bersikap dewasa. Sikap dewasa bagaimana lagikah yang kamu maksud?
Apa meminta kabar itu termasuk hal yang labil(?)
Kalau memang benar begitu, lantas kenapa didalam sebuah hubungan dipentingkan komunikasi yang lancar untuk membuat suatu hubungan bertahan lebih lama(?)
Bagaimana bisa kamu berfikir dalam sebuah hubungan dewasa yang tak dilengkapi dengan komunikasi yang lancar akan bertahan lebih lama?
Bukankah memberi kabar itu penting? Agar aku juga tau bahwa aku juga termasuk kedalam prioritas yang ada didalam fikiranmu. Bukan chat berlarut-larut yang aku inginkan, tapi kabar dan perhatian kecil darimu yang kurindukan. Setidaknya, dengan begitu aku tau bahwa kau masih sayang padaku. Bagaimana bisa aku percaya kamu sayang padaku tapi bahkan perhatian kecilpun tak kudapatkan darimu?
Jangan membuat perasaanku pudar!
Kamu tahu? Dengan terbiasanya aku sendiri seperti ini, sama saja kamu menginginkan aku untuk memudarkan perasaanku untukmu. Ayolah, jangan biarkan pria lain memberi perhatian padaku (walaupun sebenarnya aku sama sekali tak membutuhkan perhatian mereka). Terkadang aku iri melihat mereka yang juga pacaran jarak jauh tetapi masih menyempatkan memberi kabar dan menjaga komunikasi tetap ada satu sama lain disela waktu sibuknya.
Apa kamu disana sudah tak lagi memikirkanku?
Apa aku bukan orang yang kamu rindukan lagi?
Apa aku bukan orang yang kamu khawatirkan lagi?
Lalu apa gunaku disini menunggumu sampai kamu menjemputku?!
Apa hatimu telah mati?
Aku bahkan sama sekali tak pernah melihat kamu mengkhawatirkanku.
Bagaimana bisa kamu lupa memberi kabar padaku disaat sibukmu sedang aku disini menunggu kabarmu dengan setia?
Siapakah yang mulai egois diantara kita?
Berubahlah untukku.
Aku takut perasaanku padamu akan pudar bila kamu terua begini, sungguh aku sama sekali tak menginginkannya.
Bantu aku menjaga perasaanku.
Aku lelah bila terus begini, aku seperti menunggu seseorang yang tak pasti, bukan aku meragukanmu, hanya saja kamu tak pernah sadar dengan kamu seperti ini, sama saja kamu yang membuatku ragu.
Tolonglah, pertimbangkan aku.
Ingatlah aku disini yang selalu setia menunggu kabarmu, bukankah itu tak memerlukan waktu yang lama? Setidaknya aku tau kamu masih mengingat dan memikirkanku disela waktu sibukmu.
Aku juga rindu saat-saat bagaimana kita komunikasi sebelum kita terpisah oleh jarak.
Apa kamu tak rindu dengan sifat bawel dan cerewetku?
Apa perasaan itu telah pudar?
Ah, aku benci menerka-nerka!
Kamu orang yang susah untukku tebak.
Percayalah, ini pertama kalinya aku mengeluh panjang tentangmu dibukuku.
Sejak perubahan itu, aku semakin membenci jarak yang memisahkan kita. Aku merasa aku terlalu lemah untuk melawan jarak.
Aku kalah.
Jarak itu telah mampu membuatmu berubah.
Aku kalah..
Terimakasih telah membaca, tinggalkan komentar kamu ya:)
Yuk berteman, di akun sosial media:
Line: malindafitri
Ask.fm: malindafitri
Instagram: malindafitri
Baca juga tweet galau saya, di:
Twitter: @malindafitri28