Jadi gini,
Dulu aku sangat mencintai, menyayangimu dan membutuhkanmu. Keadaan itupun berlangsung selama 4 bulan. Jadi mengertilah, aku perempuanmu, aku pacarmu.
Pernahkah sedikit saja kamu luangkan waktumu untukku? Tidakkah kamu rasakan bagaimana rasanya kesepian? Bagaimana rasanya ditinggalkan saat kamu butuh? Tentu saja kamu paham.
Aku tak meminta banyak darimu, aku hanya ingin kau luangkan sedikit waktumu untukku. Bisakah?
Dulu, sebelum aku menjadi kekasihmu, masihku ingat kau rela menghabiskan waktumu untukku. Tapi sekarang, semua beda. Kini terasa asing. Aku sudah tak merasakan indahnya bersamamu saat kita berpacaran.
Kau indah saat masa kita pendekatan saja...
Sekarang memasuki bulan ke-5 hubungan kita, aku tlah bosan mempertahankanmu yang masih begitu saja. Aku bosan dengan tingkahmu, aku bosan dengan sifatmu. Aku lelah dengan kau yang tak pernah berubah.
"Aku ingin mengakhiri hubungan ini"
Tetapi kau memaksaku untuk bertahan dalam hubungan ini, bertahan dalam kebosanan ini. Aku paham, setiap hubungan ada bosan itu wajar. Tetapi bosan yang bagaimana? Bisakah aku bertahan lagi sedangkan aku sudah selama 4 bulan ini kau campakkan? Ah bukan dicampakkan, maafkan bahasaku yang kasar, maksudku dicuekin. Kau anggap aku apa? Rasanya aku sudah terlalu lelah dengan hubungan ini.
Kau tetap memaksa.
"Jangan putuskan hubungan ini, aku menyayangimu. Cuma kamu yang aku sayang. Aku janji akan berubah."
Itu lagi itu lagi. Itu yang kau katakan setiap aku menegurmu, tapi pernahkah aku melihat perubahanmu? Sama sekali tidak.
Dan aku tetap pada keputusanku.
Rasanya, aku terlalu bodoh mempertahankan hubungan ini. Sudah terlalu banyak janji yang aku percaya, tapi satupun tak kau tepati.
Ya, inilah penyesalanmu.
Pesanku, jika kau telah menemukan perempuan lain (lagi), jagalah dia baik baik, pahami keinginannya, berubahlah yang terbaik untuknya, luangkanlah waktumu sedikit untuknya, buatlah dia merasa dipentingkan. Karna apa? Didalam hubungan, komunikasi yang baik sangat dibutuhkan.
So, please forget me...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar