Biarkan Tulisanku Yang Menjelaskan, Karena Sulit Bagi Mulutku Untuk Mengatakannya
.

Biarkan Tulisanku Yang Menjelaskan, Karena Sulit Bagi Mulutku Untuk Mengatakannya
Senin, 30 November 2015
Malaikat Hati (2)
Besok hari dimana tepat 17 tahun hari pernikahan kami. Walau hampir 17 tahun, ia masih tetap seperti pertama lelaki yang kukenal. Aku merasa semakin hari semakin mencintainya.
Ohya, kini kami telah dikarunia anak perempuan yang kami namai
"Sekar Amina Anannisa".
Kini, sekar berusia 14 tahun. Ia banyak pandai dalam segala hal. Ia sangat pintar sekali. Ia cantik, putih dan imut, yang kata suamiku ia mirip sekali denganku. Sesekali kucubit tangan suamiku sambil tersenyum malu saat dia mengatakan itu.
Indah matanya amat mirip sekali dengan suamiku. Saat senyum ia kelihatan seperti princess. Ia putriku. Sekar adalah putri kami.
Suamiku kini bekerja disalah satu perusahaan yang ada di Pekanbaru. Kegigihannya dalam bekerja membuat hidupku bersamanya sangat bahagia, bisa dibilang hidup kami mewah. Walau mewah, tetapi suamiku selalu mengajarkanku untuk tidak sombong akan kekayaan yang dipunya karna kekayaan tak akan dibawa ketika mati.
Suamiku, ia membuat hidupku terasa indah. Bahkan sangat indah. Buatku tak ingin berpaling pada lelaki lain.
****
Malam itu aku menunggunya diruang depan. Tumben tumben nya jam 20.00 WIB gini belum pulang, biasanya jam 17.00 WIB malam ia sudah pulang, tetapi sampai sekarang belum pulang, bahkan kabar darinyapun tak ada. Membuat kami makan malam berdua saja dimeja makan. Kini Sekar telah tidur, mungkin ia lelah karna seharian ia tidak istirahat.
Sekar sekolah dari jam 07.00 WIB sampai jam 14.00 WIB, belum lagi les privat dari jam 15.00 WIB - 17.00 WIB. Sekar sendiri yang meminta les, awalnya aku dan suamiku merasa kasihan padanya, tetapi ia tetap bersikeras ingin les. Biasanya Sekar pulang bersama dengan suamiku. Suamiku biasa pulang kerja langsung menjemput Sekar, tetapi hari ini tidak. Bu guru Sekar menelfonku, ia bilang bahwa Sekar meminta jemput olehku.
Hari ini kelihatan begitu aneh..
Tak terasa sudah jam 22.00 WIB. Seharusnya jam segini aku telah dikamar bersama suamiku, mendengarkan cerita pekerjaannya pada hari ini. Tak terasa sudah 4 jam aku menunggunya.
Akupun tertidur...
"Sayang, jadi kapan akan menikahiku? Sudahlah ceraikan saja istrimu, toh aku lebih baik daripada dia. Jika kau tak berani mengatakannya, biar aku yang mendatanginya. Akan aku buktikan bahwa aku telah menjadi milikmu. Bayi di kandungan ini buktinya!"
"Sabar sayang, sebentar lagi kita akan tinggal serumah. Kita akan rawat bersama bayi yang kamu kandung ini bersama."
Tak sengaja aku mendengar percakapan itu.
"Kamu siapa? Mas, siapa dia? Apa maksud dari percakapan kalian? Apa maksud dari merawat bayi didalam kandungan itu? Siapa yang hamil? Bayi siapa? Siapa yang akan menikah? Siapaa?!!!"
"Maaf, dia ....."
"Mas, apa maksud kamu? Aku sangat mencintai kamu! Tega kamu menghancurkan istana kita berdua yang 6 tahun tlah kita bangun? Aku benar benar gak nyangka apa yang ada difikiran kamu! Aku kecewa."
Aku menutup pintu, mengunci, dan berlari kekamarku. Aku menangis sejadinya. Ku pandangi Sekar..
"Entah apa yang menimpa pada hari ini"
*****
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar