.

.
Biarkan Tulisanku Yang Menjelaskan, Karena Sulit Bagi Mulutku Untuk Mengatakannya

Rabu, 21 Oktober 2015

Thank's For Everything




Malam itu aku terjaga dari tidurku. Aku bangun pukul 01.25 WIB. Malam itu gelap sekali, lampu tlah padam olehku. Terdengar olehku isak tangis anak kecil. Isak tangis yang berasal dari kursi tempat meja belajarku. Ku nyalakan lampu kamarku. Ku temui perempuan mungil yang menangis disana. Segera ku hampiri, dialah adikku.
Sempat merasa kebingungan karna tak pernah sebelumnya aku melihat adikku menangis terisak seperti ini apalagi ditengah malam begini. Ku tanyakan mengapa, tetapi adikku tak berkata apapun bahkan menoleh saja tidak. Ku usap punggungnya. Aku mengertinya. Aku biarkan dia menangis agar beban nya ikut menghilang bersama air mata yang jatuh itu.
Adikku berumur 10 tahun, kini ia duduk dibangku kelas 5 SD.

Cukup lama aku menunggunya menangis, aku balikkan badannya, ku dekapkan kepelukanku. Lalu mengajaknya duduk ditempat tidur kami berdua..


"Kak?" Ia memanggilku.

"Iya?" Sahutku.

"Adik malu jikalau masih seperti ini terus."

"Maksudnya dik?" Tanyaku kurang mengerti.

"Adik malu dibilang pekak, adik malu digelar pekak, adik malu sama teman teman adik. Adik mempunyai 2 telinga tetapi hanya satu yang berfungsi. Tidakkah adik bisa seperti teman adik yang lain mempunyai 2 telinga yang keduanya masih bisa berfungsi?"

Adikku memang punya kekurangan.

Tanpa ku sadari dimataku tlah terdapat genangan air mata, yang mana jika ku kedipkan saja air mata ini tlah jatuh kepipiku. Aku merasakan beban yang dirasakannya. Aku merasakan bagaimana malunya jika kita diejek dan tlah digelari gelar, " Pekak ".

"Adik, jangan menangis lagi. Syukurilah pemberian Tuhan. Masih banyak diluar sana yang diberi kekurangan. Ada yang tidak bisa melihat, malah ada yang tidak dapat mendengar sama sekali." Ujarku melegakannya. Sesekali ku usap rambutnya.


Ia hanya menangis, sesudah kalimat aku sayang kakak terucap dari bibir mungilnya. Dan entah berapa waktu kami lewatkan malam itu, kamipun tertidur sedangkan dia(adikku) masih didalam pelukanku. Terimakasih untuk segalanya kak..


Sekian**










Maaf terlalu banyak kekurangan di tulisan ini, hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar